NIM : 14.230.0081
KELAS: 1M51
Sistem Informasi Rumah Sakit
Tidak
mudah ternyata membuat sistem informasi rumah sakit. Sistem yang
ideal yang mampu mencakup keseluruhan bagian dalam rumah sakit. Dari
sub-sistem yang menangani data pasien sampai masalah keuangan
perusahaan. Desain sistem informasi rumah sakit sepenuhnya tergantung
hasil negosiasi dengan pihak rumah sakit. Bisa dibuat sebuah sistem
yang besar yang mencakup keseluruhan aspek dalam rumah sakit, atau
bisa juga dipecah-pecah guna menyederhanakan pemetaan masalah.
Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara
lain :
1) Penanganan pendaftaran
pasien
2) Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
3) Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien
4) Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
5) Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)
6) Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
7) Aplikasi Farmasi
8) Apliksai Gudang Material
9) Aplikasi Kepegawaian
10) Keuangan dan accounting rumah sakit
11) Pelaporan internal (pada pihak management)
12) Pelaporan eksternal
Penerapan Web Service dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
Aplikasi
web service minimal dapat digunakan pada point 6 dan 12 dari list
cakupan sistem informasi rumah sakit diatas. Bisa juga pada point 5,
apabila menyerahkan masalah pembayaran pada bank yang ditunjuk. Atau
juga pada point 7 dan 8 guna transaksi dengan pihak distributor obat,
alat kesehatan, dan alat tulis kantor. Teknis penerapan web service
sepenuhnya tergantung kebutuhan dan kreatifitas pihak pengembang,
dengan mempertimbangkan masalah security, jaringan yang digunakan,
dan sistem yang dibuat. Berikut beberapa contoh penerapan web service
:
1)
Pada Penanganan pasien rujukan.
Data-data
yang perlu dikirimkan ketika merujuk pasien adalah data sosial,
diagnosa, tindakan dan terapi yang pernah diberikan pada pasien.
Data-data ini sudah terdapat pada lembar resume medis pasien. Berikut
contoh penerapan web service dalam penanganan pasien rujukan :
• Ketika
ada pasien yang akan dirujuk, institusi kesehatan perujuk (A)
langsung menembak database di institusi kesehatan penerima pasien
rujukan (B) yang diantara keduanya terhubung oleh jaringan. Kelemahan
sistem ini adalah ketika pasien tersebut tidak datang ke institusi B,
namun malah datang ke institusi C karena alasan-alasan tertentu.
• Institusi
kesehatan perujuk mengupload/ mengirimkan data resume medis pasien
yang akan dirujuk ke sebuah server dimana institusi kesehatan yang
menerima rujukan dapat mengakses server tersebut kapan saja, kemudian
ketika pasien rujukan datang, institusi kesehatan yang menerima
pasien rujukan mengambil resume medis tersebut dari server. Kelemahan
sistem ini adalah ketika banyak permintaan rujukan, sehingga
mengakibatkan request menjadi lambat.
2) Pada Pelaporan Eksternal
Pelaporan
eksternal adalah bentuk laporan yang dikirimkan ke pihak luar, dalam
hal ini adalah dinas kesehatan setempat. Laporan yang harus ada
adalah laporan RL 1 – 6. Keterlambatan pengiriman laporan sudah
biasa terjadi.
Contoh
bentuk penerapan web service dalam pelaporan external antara lain :
• Ketika
sudah jatuh tempo untuk mengirimkan laporan, institusi kesehatan
(client)
mengupload laporan ke server dinas kesehatan dalam bentuk file
ataupun data text dan memanggil fungsi untuk execute
database.
• Setiap
kali sudah jatuh tempo, pihak dinas kesehatan meminta laporan ke
masing-masing institusi kesehatan. Kemudian jika laporan belum siap,
dinas kesehatan memberikan peringatan baik berupa telpon maupun dalam
bentuk surat. Penerapan sistem ini harus ada kesepakatan antara pihak
institusi kesehatan dan developer dengan dinas kesehatan. Lebih bagus
jika dinas kesehatan, atau bahkan departemen kesehatan menerbitkan
standar sistem informasi rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar